Profil Desa Penujah
Ketahui informasi secara rinci Desa Penujah mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil lengkap Desa Penujah, Kecamatan Kedungbanteng, Tegal, mengupas tuntas potensi strategis, sektor ekonomi, tantangan lingkungan, dan data wilayah. Desa ini merupakan lokasi Bendungan Cacaban dan pusat infrastruktur vital bagi Kabupaten Tegal.
-
Pusat Infrastruktur Vital
Desa Penujah menjadi lokasi bagi dua objek vital Kabupaten Tegal, yakni Bendungan Cacaban sebagai sumber irigasi dan pengendali banjir, serta Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah.
-
Ekonomi Berbasis Agraris dan Jasa Lingkungan
Perekonomian desa ditopang oleh sektor pertanian lahan basah yang subur serta kegiatan ekonomi yang tumbuh dari keberadaan infrastruktur di sekitarnya.
-
Menghadapi Tantangan Lingkungan dan Pembangunan
Desa ini berada di persimpangan antara manfaat pembangunan dan tantangan pengelolaan lingkungan, terutama terkait isu TPA dan aktivitas pertambangan yang memerlukan tata kelola berkelanjutan.

Desa Penujah, sebuah nama yang mungkin tidak asing bagi masyarakat Kabupaten Tegal, memegang peranan krusial yang jauh melampaui batas administratifnya. Terletak di Kecamatan Kedungbanteng, desa ini bukan sekadar pemukiman agraris, melainkan sebuah wilayah strategis yang menjadi tuan rumah bagi infrastruktur vital penopang kehidupan ribuan orang. Dengan keberadaan Bendungan Cacaban yang bersejarah dan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah, Desa Penujah menjadi cerminan dari dinamika pembangunan daerah, di mana potensi ekonomi dan tantangan lingkungan berjalan beriringan. Profil ini mengupas secara mendalam berbagai aspek Desa Penujah, dari kondisi geografis, pemerintahan, potensi ekonomi, hingga dinamika sosial yang membentuk wajah desa saat ini.
Letak Geografis dan Kondisi Demografi
Secara administratif, Desa Penujah merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Letaknya yang strategis menjadikannya terhubung dengan jalur-jalur ekonomi penting di sekitarnya. Wilayah desa ini didominasi oleh dataran rendah dengan sebagian area perbukitan, ditandai dengan bentangan lahan pertanian yang subur berkat dukungan sistem irigasi teknis.
Berdasarkan data Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tegal dan analisis peta wilayah, batas-batas Desa Penujah dapat diuraikan sebagai berikut:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan desa-desa di Kecamatan Suradadi dan Warureja.
Sebelah Timur: Berbatasan dengan wilayah Kecamatan Jatinegara.
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan desa lain di lingkup Kecamatan Kedungbanteng.
Sebelah Barat: Berbatasan dengan pusat Kecamatan Kedungbanteng dan wilayah menuju Kota Slawi.
Meskipun data populasi spesifik untuk Desa Penujah dari rilis terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) masih dalam tahap konsolidasi di tingkat kabupaten, diperkirakan jumlah penduduknya mencapai beberapa ribu jiwa. Dengan luas wilayah yang mencakup lahan permukiman, pertanian dan area infrastruktur vital seperti kawasan waduk dan TPA, kepadatan penduduknya tergolong medium. Komposisi penduduk yang dinamis menopang sektor-sektor utama di desa, terutama pertanian dan jasa.
Pemerintahan Desa dan Tata Kelola
Roda pemerintahan di Desa Penujah dijalankan oleh seorang Kepala Desa yang dibantu oleh jajaran perangkat desa, meliputi sekretaris desa, kepala urusan (kaur), dan kepala dusun (kadus). Struktur ini bertanggung jawab atas pelaksanaan administrasi, perencanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat sesuai amanat Undang-Undang Desa. Berdasarkan Peraturan Bupati Tegal Nomor 7 Tahun 2025 tentang Tata Cara Pengalokasian Dana Desa, Desa Penujah tercatat sebagai salah satu penerima Alokasi Dana Desa (ADD) yang digunakan untuk membiayai program-program prioritas.
Fokus utama pemerintah desa yakni pada peningkatan kualitas infrastruktur dasar, optimalisasi potensi pertanian, serta penanganan isu-isu sosial dan lingkungan yang muncul. Sinergi dengan pemerintah kabupaten, provinsi, dan lembaga vertikal seperti Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana menjadi kunci, terutama dalam pengelolaan aset vital seperti Bendungan Cacaban. Selain itu, pemerintah desa juga aktif menjalin kemitraan dengan aparat keamanan (TNI-Polri) dalam kegiatan sosial seperti kerja bakti untuk mitigasi bencana banjir, yang menunjukkan adanya upaya proaktif dalam menjaga keamanan dan kenyamanan lingkungan.
Potensi Ekonomi dan Sektor Unggulan
Perekonomian Desa Penujah ditopang oleh beberapa sektor utama yang saling berkaitan, menciptakan ekosistem ekonomi yang unik. Sektor-sektor ini tidak hanya menghidupi masyarakat lokal tetapi juga memberikan kontribusi signifikan bagi daerah.
Sektor Pertanian sebagai Tulang Punggung
Tanah di wilayah Desa Penujah, yang sebagian besar merupakan jenis tanah aluvial, sangat potensial untuk pengembangan pertanian. Sektor ini menjadi tulang punggung utama bagi mayoritas penduduk. Komoditas utama yang dibudidayakan ialah padi di lahan basah, yang didukung oleh jaringan irigasi dari Bendungan Cacaban. Selain padi, para petani juga menanam palawija seperti jagung dan umbi-umbian pada musim tanam tertentu untuk diversifikasi hasil dan pendapatan. Keberhasilan sektor pertanian ini menjadikan Penujah sebagai salah satu lumbung pangan di Kecamatan Kedungbanteng.
Sektor Jasa dan Ekonomi Ikutan
Keberadaan Bendungan Cacaban dan TPA Penujah secara tidak langsung menciptakan peluang ekonomi di sektor jasa. Di sekitar area Bendungan Cacaban, mulai tumbuh usaha-usaha kecil yang melayani pengunjung atau pekerja proyek, seperti warung makan dan toko kelontong. Selain itu, kegiatan operasional TPA juga membuka lapangan kerja bagi sebagian warga lokal, baik sebagai pekerja langsung maupun di sektor informal terkait lainnya. Pemerintah Kabupaten Tegal juga telah merencanakan pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di Penujah, yang di masa depan dapat menambah serapan tenaga kerja dan aktivitas ekonomi jasa lingkungan.
Potensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
Meskipun belum menjadi sektor dominan, potensi UMKM di Desa Penujah mulai menunjukkan geliat. Sebagian masyarakat mengolah hasil pertanian menjadi produk bernilai tambah, seperti makanan ringan atau jajanan pasar. Namun pengembangan UMKM ini masih memerlukan dukungan lebih lanjut dalam hal pelatihan produksi, pengemasan, dan strategi pemasaran agar dapat bersaing di pasar yang lebih luas dan tidak hanya bergantung pada permintaan lokal.
Infrastruktur, Fasilitas Pendidikan, dan Kesehatan
Pembangunan infrastruktur di Desa Penujah terus berjalan, didorong oleh alokasi dana desa dan program dari pemerintah kabupaten. Jalan-jalan desa telah mengalami perbaikan dan pengaspalan di beberapa titik untuk meningkatkan konektivitas antar dusun dan memperlancar mobilitas ekonomi warga. Jaringan listrik telah menjangkau seluruh wilayah desa, sementara akses terhadap layanan telekomunikasi dan internet terus ditingkatkan.
Dalam bidang pendidikan, Desa Penujah memiliki fasilitas pendidikan dasar yang memadai untuk warganya. Keberadaan SD Negeri Penujah, yang menurut data Kemendikbud telah berdiri sejak lama, menjadi pusat pendidikan formal bagi anak-anak di desa ini. Untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi, siswa biasanya melanjutkan ke sekolah menengah yang berlokasi di pusat kecamatan atau kota terdekat.
Fasilitas kesehatan juga tersedia untuk melayani kebutuhan dasar masyarakat. Terdapat Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang aktif mengadakan kegiatan rutin untuk memantau kesehatan ibu dan anak. Untuk penanganan medis yang lebih serius, warga dapat mengakses Puskesmas Pembantu atau Puskesmas di pusat Kecamatan Kedungbanteng.
Kehidupan Sosial, Budaya, dan Tantangan Pembangunan
Kehidupan sosial masyarakat Desa Penujah masih sangat kental dengan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong. Hal ini tecermin dari kegiatan bersama seperti kerja bakti membersihkan saluran air yang diinisiasi bersama aparat keamanan. Mayoritas penduduknya memeluk agama Islam, dengan masjid dan musala menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial. Desa Penujah juga menjadi bagian dari inisiatif "Desa Bangga Budaya" yang digalakkan oleh Pemerintah Kabupaten Tegal, sebuah program yang bertujuan untuk melestarikan dan memajukan adat, tradisi, serta potensi budaya yang ada di tingkat desa.
Di balik potensinya, Desa Penujah menghadapi tantangan pembangunan yang kompleks. Isu lingkungan menjadi perhatian utama. TPA Penujah, yang telah beroperasi sejak tahun 1997, dilaporkan telah mengalami kelebihan kapasitas. Volume sampah harian yang besar seringkali menimbulkan kendala operasional dan dampak lingkungan bagi area sekitar. Pemerintah daerah terus berupaya mencari solusi, termasuk wacana perluasan lahan dan perbaikan sistem pengelolaan.
Selain itu, aktivitas penambangan galian C di area perbukitan, seperti di Bukit Penujah, pernah menjadi sorotan karena dikhawatirkan mengancam keselamatan permukiman warga dan merusak keseimbangan ekosistem. Penyeimbangan antara kebutuhan ekonomi dari sektor pertambangan dan kelestarian lingkungan menjadi tugas berat yang memerlukan pengawasan ketat dan penegakan regulasi tata ruang.
Desa Penujah di Persimpangan Jalan
Desa Penujah, Kecamatan Kedungbanteng, merupakan entitas yang dinamis dan multifaset. Lebih dari sekadar desa agraris, ia adalah simpul infrastruktur penting bagi Kabupaten Tegal. Keberadaan Bendungan Cacaban memberinya peran sebagai penjaga ketahanan air dan pangan, sementara TPA Sampah menempatkannya di garis depan dalam pengelolaan isu lingkungan skala regional. Masyarakatnya yang tangguh terus beradaptasi, mengolah lahan pertanian sambil menghadapi dampak dari pembangunan di sekitar mereka.
Masa depan Desa Penujah akan sangat bergantung pada kemampuan para pemangku kepentingan mulai dari pemerintah desa, kabupaten, hingga masyarakatnya sendiri untuk menavigasi persimpangan antara pemanfaatan potensi ekonomi dan keharusan menjaga kelestarian lingkungan. Dengan tata kelola yang baik, transparansi, dan partisipasi publik, Desa Penujah memiliki prospek untuk berkembang menjadi desa yang maju, mandiri, dan berkelanjutan, serta tetap menjadi denyut nadi vital bagi Kabupaten Tegal.